Siapa yang tidak
pernah mendengar nama itu. Pulau dengan sejuta keindahan laut yang tak
tertandingi.
Taman nasional ini memiliki 25 buah gugusan terumbu karang dengan
keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 km. Lebih dari 112 jenis
karang dari 13 famili. Pesona karang yang cantik akan semakin
indah dengan hadirnya spesies ikan karang yang menari saat menyelam atau snorkling.
Kekayaan jenis ikan yang dimiliki taman nasional ini sebanyak 93 jenis ikan
konsumsi perdagangan dan ikan.
Tidak hanya lautnya yang indah, tetapi
pulau ini juga mempunyai tradisi dan kebudayaan yang mengagumkan. Bermukim
diwilayah yang kaya akan keindahan lautnya membuat masyarakat pulau ini
mencintai keindahan alam yang ada disekitar mereka.
Etnis bajau, yang merupakan salah satu etnis dipulau ini. Etnis bajau merupakan etnis yang sangat
unik, karena kehidupan mereka sangat tergantung pada kehidupan laut, mulai dari
mata pencaharian sampai membangun pemukiman yang berada di atas pesisir laut
dengan memanfaatkan batu karang.
Menurut
catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa, menyebutkan bahwa manusia
berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi Kepulauan Merqui, Johor,
Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari keseluruhan manusia berperahu di
Asia Tenggara yang masih mempunyai kebudayaan berperahu tradisional adalah suku
Bajau. Melihat kehidupan mereka sehari-hari merupakan hal yang menarik dan
unik, terutama penyelaman ke dasar laut tanpa peralatan untuk menombak ikan. Ke-tradisional-an cara dan alat yang dipergunakan memang
tak mampu menyaingi hasil dari peralatan yang modern, tapi disisi lain cara dan
alat yang tradional ini justru menyimpan suatu keunikan yang cukup menarik.
Bagi masyarakat
setempat, menangkap ikan dengan cara yang tradisional selain untuk melestarikan
budaya nenek moyang mereka juga
merupakan upaya untuk tetap bisa bersahabat dengan alam sekitar yang telah
menjadi tempat bagi mereka menggantungkan hidup. Hal ini terbukti dengan masih terjaganya keindahan dan
kelestarian nuansa laut
kepulauan wakatobi ini. Terjaganya
nilai budaya di lingkungan kehidupan masyarakat pulau ini terlihat dari masih banyaknya
padepokan-padepokan yang mempelajari silat tradisional khas daerah serta taman
belajar tarian yang mempelajari berbagai jenis tarian dan kesenian tradisional
daerah yang bersangkutan. Melestarikan berbagai kesenian daerah bukan berarti
bahwa mereka tidak mau mengikuti perkembangan zaman yang serba modern ini
tetapi hanya ingin agar budaya warisan dari leluhur mereka tidak punah ditelan
waktu dan keadaan yang serba modern seperti sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar