Di Indonesia
setiap tahunnya mempunyai hari raya besar dan peringatan yang secara rutin kita
rayakan, banyak masyarakat yang selalu senang ketika datang hari hari itu untuk
merayakannya. Tetapi disini saya mau mengulas tentang hari kebudayaan nasional
di Negara kita yaitu Indonesia yang masih belum ditentukan harinya. Padahal saya
rasa hari kebudayaan nasional perlu ditentukan mengingat di Negara kita
memiliki banyak dan beraneka ragam kebudayaan.
Dengan adanya
hari kebudayaan nasional itu tentunya menimbulkan kesan bahwa Negara kita
memang bangga memiliki banyak kebudayaan yang beragam. Menbudpar Jero Wacik
mengusulkan bahwa hari kebudayaan nasional jatuh pada tanggal 5 Juli sebagai
Hari Kebudayaan Nasional. Alasannya adalah pada tanggal 5 Juli 1918,
sepuluh tahun setelah kelahiran Budi Utomo (yang kemudian ditetapkan sebagai
Hari Kebangkitan Nasional), diselenggarakan Konggres Kebudayaan yang Pertama di
Solo. Tetapi sampai kini masih belum tanggapan dari pemerintah mengenai hari
itu.
Hari Batik Nasional ditetapkan
oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, dan sampai saat ini kita masih selalu
merayakannya. Tetapi ironis sekali jika hari kebudayaan nasional Indonesia belum
ditentukan sampai saat ini, padahal batik adalah salah satu unsur budaya yang
ada di Indonesia tetapi hari peringatannya sudah ditentukan lebih dahulu
daripada hari kebudayaannya. Bila pemerintah tidak mengurus segera masalah ini maka kebudayaan
kita akan sulit lagi diperkenalkan oleh anak cucu kita kelak, jika dirayakan
saja tidak pernah maka anak muda di masa mendatang juga akan kurang tertarik
untuk melestarikannya. Banyak masyarakat penuh antusias untuk menentukan hari
kebudayaan ini, misalnya seniman dan budayawan Bandung mengusulkan tanggal 7
November dijadikan sebagai Hari Kebudayaan Nusantara. Usulan tersebut didasarkan pada
tidak adanya apresiasi dan penanda terhadap kebudayaan nasional. Tanggal 7
November bertepatan dengan hari lahir almarhum WS Rendra. Deklarasi Hari
Kebudayaan Nusantara akan dilakukan 7 November mendatang di Gedung Indonesia
Menggugat (GIM) dengan melibatkan budayawan dari seluruh Indonesia.
Lalu siapa yang harus disalahkan
untuk masalah ini ? kita lihat sendiri bahwa masyarakat Indonesia tidak pernah
bolos member masukan dan pendapat untuk memperbaiki kebudayaan di Negara kita. Tetapi
memang pemerintah lah yang tidak mau mendengar rakyatnya yang sudah susah payah
mengeluarkan suara untuk kepentingan Negara kita. Maka dari itu mari kita
budayakan untuk menjadi pemimpin yang baik dan mau mendengar suara orang banyak
seperti pemimpin pemimpin hebat yang membawa Negara kita merdeka dahulu kala
apalagi yang menyangkut kemajuan Negara kita.
Sumber: